KEIKHLASAN DALAM BERIBADAH
Pembelajaran jarak jauh di tengah wabah covid-19 yang melanda dunia saat ini, juga dilaksankan di negara kita, salah satunya adalah sektor pendidikan, sebagai seorang tenaga pendidik, harus mengambil langkah yang cepat agar pembelajaran tetap berjalan meskipun dengan jarak jauh dengan menggunakan grup whatsapp agar target kurikulum tidak ketinggalan meskipun tidak bertatp muka langsung dengan siswa, pembelajaran jarak jauh terkendala dengan kurangnya fasilitas internet yang memadai pada siswa dan kadang siswa tidak memiliki kuota data untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Kali ini saya akan menyampaikan tulisan tentang pentingnya ikhlas dalam beribadah. Secara bahasa, ikhlas artinya adalah bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. “Ilaahii anta maqsuudi waridhaka mathluubi”, Tuhanku, hanya Engkaulah yang kumaksud dan ridho-Mu yang kuharap. Bagi seorang muslim, makna istilah ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya dan kebaikan pahalanya.
Rasulullah saw. mengingatkan “Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata ”(HR. riwayat Abu Dawud dan Nasa’i). Walaupun keringat bertetesan, segenap tenaga habis, pikiran terkuras, kalau tidak ikhlas, sebesar apapun amal, sia-sia dimata allah. Maka, sangat rugi orang yang sedekah habis-habisan hanya ingin disebut dermawan.
Mengapa kita harus ikhlas dalam beramal ibadah dan beramal saleh? Ikhlas akan membuat jiwa menjadi mandiri, hati lebih tenang, dan masih banyak lagi. Jika kita ikhlas, yang kita pikirkan hanyalah Allah swt. Kita terlepas dari pengharapan kepada dunia yang fana ini. Karena manusia hidup di dunia ini hanya untuk bertaqwa kepada Allah swt.
Lawan dari ikhlas adalah riya’, yakni melakukan ibadah dengan niat agar mendapatkan pujian atau kedudukan atau kehormatan mulia di hadapan manusia. Riya’ ini bukan perkara biasa sebab menurut ulama sudah bisa digolongkan syirik kecil sebab menduakan Allah swt . dalam niat ibadah. Riya’ yang secara istilah diartikan sebagai orang yang menunjukkan sesuatu yang tidak semestinya ditunjukkan. Sifat riya ini juga erat kaitannya dengan pamer, dan intinya dari sikap riya adalah melakukan sebuah amal tanpa niat untuk mencari ridha Allah swt.
Dari sinilah berangkat pemahaman tentang sikap riya’ sebagai syirik kecil. Karena seorang hamba justru tidak benar-benar beribadah kepada Allah swt., tetapi ada yang dituju selain Allah. Riya tidak dianggap sama dengan menyekutukan Tuhan atau beribadah kepada selain Allah, namun ada sekian riwayat yang menyatakan bahwa Allah akan mencabut pahala dari amal baik seorang hamba, jika dilakukan dengan perasaan riya’ atau pamer.
Diterbitkan | : | 21 November 2020 09:43 |
Sumber | : | Dra. HALIJAH |
Penulis | : | HALIJAH |
RPP Terkait | : | RPP DARING KEIKHLASAN DALAM BERIBADAH |
Jenjang | : | SMA/MA/Paket C |
Kelas | : | 10 |
Mapel | : | Alquran Hadis |
Post a Comment for "KEIKHLASAN DALAM BERIBADAH"