TAKHRIJUL HADIST RIWAYAT AHLI KITAB
مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلَا
تُصَدِّقُوهُمْ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ
Program Magister (S2) Prodi Pendidikan Agama Islam
(PAI) Program pascasarjana Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Mahmud al-Thahhan (1979, hal. 12) mendefinisikan takhrij
sebagai penelusuran atas lokasi hadisdalam sumber-sumbernya yang asli yang
menyebutkan hadisbeserta sanadnya, untuk kemudian dikaji kualitas hadisnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari
‘itibar hadist , Data hadist syahid , Data hadist mutabi, Kritik sanad hadist
dan kritik matan hadist dalam matan atau potongan hadist
مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلَا تُصَدِّقُوهُمْ وَلَا
تُكَذِّبُوهُمْ
Dalam metode analisis dalam penelitian ini yaitu
menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Rujukan kitab yang peneliti gunakan
adalah kitab digital Jawamiul Kalim versi 4.5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potongan hadist tersebut memiliki hadist syawahid sebanyak 31 hadist,dan dari analisis hadist yang di riwayatkan oleh abu daud merupakan Mutabaah Tammah
terhadap hadist
riwayat Abd Rozak. Ini karenakan abu daud
mengikuti riwayat semua dari guru-guru abdul rozak, berbeda dengan
hadist riwayat ibn habban, yang dimana termasuk Mutabaan Qosiroh dengan riyawat
Abdul Rozak, karena hanya mengikuti salah satu gurunya saja.. sedangkan Hukum Matan Hadist ini adalah Shohih.
Kata Kunci : Hadist,I’tibar, Hukum Sanad dan Hukum Matan
A. Pendahuluan
Menurut Mahmud
al-Thahhan: Takhrij adalah (usaha) menunjukkan letak asal hadist pada
sumbersumbernya yang asli yang didalamnya telah dicantumkan sanad hadist
tersebut (secara lengkap), serta menjelaskan kualitas hadist tersebut jika
kolekter memandang perlu.[1]
Dalam rangka
untuk mengetahui apakah suatu hadits yang kita terima merupakan hadits yang
sahih, hasan ataupun daif, sehingga memudahkan kita untuk mengamati hadits
tersebut. Apakah hadits maqbul atau mardud, kegiatan takhrij hadits sangatlah
penting. Serta akan menguatkan keyakinan kita untuk mengamalkan hadits
tersebut.
Menurut pendapat
mayoritas ulama takhrij berarti petunjuk tentang tempat atau letak hadits pada
sumber aslinya, yang diriwayatkan dengan menyebutkan sanad-nya, kemudian
diperjelas martabat atau kedudukannya bila diperlukan. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis akan melakukan takhrij hadits sebagai proses studi
mentakhrij hadits, yaitu hadits yang berkenaan dengan topik seimbang dengan
dalam mencari penghidupan di dunia. Penulis akan mengungkapkan riwayat hadits
tersebut, serta melakukan i’tibar terhadap hadits tersebut atau lebih jelasnya melakukan
penelitian hadits.
Dengan adanya
studi mentakhrij hadits ini mudah-mudahan memberikan manfaat yang besar bagi
kita semua, terutama bagi penulis.
A.
Takhrijul Hadist
Menurut M. Syuhudi Isma’il: Takhrij Al hadist adalah
penelusuran atau pencaraian Hadist pada
berbagai kitab sumber asli dari hadist yang bersangkutan, yang didalam seumber
itu dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadist yang bersangkutan[2]
Menurut Nawir Yuslem: Hakekat takhrij adalah
penelusuran atau pencaraian hadist pada berbagai kitab hadist sebagai sumbernya
yang asli yang didalamnya dikemukakan secara lengkap matan dan sanad Hadist.[3]
Pada makalah ini, penulis mengambil hadits yang akan diteliti
adalah hadits dengan matan :
ذُكِرَتْ
الْحُمَّى عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَبَّهَا
رَجُلٌ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبَّهَا
فَإِنَّهَا تَنْفِي الذُّنُوبَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
Dengan tema “Penyakit
demam bisa menghapuskan dosa”
Setelah
melakukan takhrij terhadap potongan hadits tersebut di atas dengan menggunakan
aplikasi Jawami’ al-Kalim, dapat penulis jelaskan, bahwa hadits tersebut di
temukan dalam beberapa kitab hadits pokok/utama (mashadir). Dan peneliti
temukan di Aplikasi Jawami’ Al Kamil di Takhrij atau tersemat sebanyak 4 Kali, baik
terulang maupun dikitab hadist yang lain, namun nomer hadistnya berbeda berikut
diantaranya adalah
1.
Pertama
terdapat dalam Kitab Sunan Abu Daud dengan mushonif Oleh Imam Abu daud
(3161)- [3644] حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
ثَابِتٍ الْمَرْوَزِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي نَمْلَةَ
الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ بَيْنَمَا هُوَ
جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ [ ج 2 : ص
621 ] وَعِنْدَهُ رَجُلٌ مِنَ الْيَهُودِ مُرَّ بِجَنَازَةٍ،
فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَتَكَلَّمُ هَذِهِ الْجَنَازَةُ؟، فَقَالَ
النَّبِيُّ: " اللَّهُ أَعْلَمُ، فَقَالَ الْيَهُودِيُّ:
إِنَّهَا تَتَكَلَّمُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ
الْكِتَابِ فَلَا تُصَدِّقُوهُمْ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ، وَقُولُوا: آمَنَّا
بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ، فَإِنْ كَانَ بَاطِلًا لَمْ تُصَدِّقُوهُ، وَإِنْ كَانَ
حَقًّا لَمْ تُكَذِّبُوهُ "
2.
Kedua
terdapat dalam Kitab Shohih Ibn
Habban dengan mushonif Ibn Abi Syaibah
(6392)-
[6257] أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ نَمْلَةَ بْنَ أَبِي نَمْلَةَ
الأَنْصَارِيّ حَدَّثَهُ، أَنَّ أَبَا نَمْلَةَ أَخْبَرَهُ، أَنَّهُ بَيْنَمَا
هُوَ جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ جَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْيَهُودِ، فَقَالَ: هَلْ
تَكَلَّمَ هَذِهِ الْجِنَازَةُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " اللَّهُ أَعْلَمُ
"، فَقَالَ الْيَهُودِيُّ: أَنَا أَشْهَدُ أَنَّهَا تَتَكَلَّمُ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ: " مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ،
فَلا تُصَدِّقُوهُمْ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، وَقَالُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ
وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، فَإِِنْ كَانَ حَقًّا، لَمْ
تُكَذِّبُوهُمْ، وَإِِنْ كَانَ بَاطِلا، لَمْ تُصَدِّقُوهُمْ "، وَقَالَ:
" قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ، لَقَدْ أُوتُوا عِلْمًا "
3.
Ketiga
terdapat dalam Kitab mushoonif
abdul rozak Mushonif oleh Abdul Rozaq
(9923)- [10160] أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي نَمْلَةَ
الأَنْصَارِيُّ، أَنَّ أَبَا نَمْلَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ: "
بَيْنَا هُوَ جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ
الذِّمَّةِ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَتَكَلَّمُ هَذِهِ الْجِنَازَةُ؟
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: اللَّهُ أَعْلَمُ، فَقَالَ الْيَهُودِيٌّ: إِنَّهَا
تَتَكَلَّمُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ
الْكِتَابِ فَلا تُصَدِّقُوهُمْ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، وقُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ
وكُتُبِهِ، فَإِنْ كَانَ بَاطِلا لَمْ تُصَدِّقُوهُ، وإِنْ كَانَ حَقًّا لَمْ
تُكَذِّبُوهُ "
B.
I’tibar Al Sanad Hadist
Setelah
dilakukan kegiatan takhrij sebagai langkah awal penelitian
untuk hadis yang diteliti, maka seluruh sanad hadis dicatat
dan dihimpun untuk kemudian dilakukan kegiatan al- i’tibar.[4]maka
dari beberapa hadist yang di riwayat kan oleh Ibn Abi Syaibah dan Ibnu Majah yang disebut kan diatas dapat
dibuat skema sanad sebagai berikut :
مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلا
تُصَدِّقُوهُمْ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ |
أبو نملة |
نملة بن أبي نملة |
معمر بن أبي عمرو الأز |
عبد الله بن وهب القرشي |
محمد بن شهاب الزهري |
أحمد بن شبوية الخزاعي |
محمد بن الحسن بن قتيبة اللخم |
عبد الرزاق
بن همام الحمير |
يونس بن يزيد الأيلي |
حرملة بن يحيى التجيبي |
أبو داود
السجستاني |
ابن حبان
البستي |
C.
Data Hadist Syahid dan Mutabi’
Dari skema sanad diatas dapat disimpulkan bahwa hadist
yang di riwayatkan oleh abu daud merupakan Mutabaah
Tammah terhadap hadist riwayat Abd Rozak. Ini karenakan abu daud mengikuti riwayat semua dari guru-guru abdul
rozak, berbeda dengan hadist riwayat ibn habban, yang dimana termasuk Mutabaan
Qosiroh dengan riyawat Abdul Rozak, karena hanya mengikuti salah satu gurunya
saja.
Untuk
kajian lebih lanjut
perlu diuraikan hadits
pendukung yang dapat menguatkan kedudukan
atau kwalitas hadits
yang dikaji. Adapun
dalam kajian hadits ini
penulis kemukakan beberapa
hadits yang beberapa
di antaranya merupakan hadits
semakna dan beberapa
yang lain merupakan
hadits pendukung.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan
Aplikasi Jawami’ al-Kalim, hadist ini Syahid atau yang menguatkan hadist ini ada 30
hadist . diantaranya adalah
1.
Dalam Kitab Shohih Bukhori
(4150)-
[4485] حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ،
أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ
أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ، وَيُفَسِّرُونَهَا
بِالْعَرَبِيَّةِ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " لَا
تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ وَقُولُوا:ف آمَنَّا
بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَاق " الْآيَةَ
2.
Dalam Kitab Sunan Abu daud
(1847)- [1848 ] أَخْبَرَنَا بِهِ
مُعَاوِيَةُ بْنُ عَلِيٍّ الصُّوفِيُّ إِذْنًا، أَنَّ أَبَا عَلِيٍّ الْحَدَّادَ
أَخْبَرَهُمْ، أبنا أَبُو نُعَيْمٍ، أبنا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ
الطَّبَرَانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ شُعَيْبٍ بِإِسْنَادِهِ
مِثْلَهُ، وَلَمْ يَقُلِ الآيَةَ إِلَى قَوْلِهِ:ف وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْق
3.
Dalam Kitab Sunan Al Kabir baihaqi
(18986)- [10 : 161] وَأَخْبَرَنَا أَبُو
عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنِي أَبُو أَحْمَدَ الْحَافِظُ، أنبأ أَبُو
عَرُوبَةَ، ثنا بُنْدَارٌ، وَابْنُ الْمُثَنَّى، قَالا: ثنا عُثْمَانُ بْنُ
عُمَرَ، أنبأ عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ،،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " كَانَ أَهْلُ
الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ، وَيُفَسِّرُونَهَا
بِالْعَرَبِيَّةِ لأَهْلِ الإِسْلامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " لا
تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، قُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ
وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
فِي الصَّحِيحِ، عَنْ بُنْدَارٍ
D.
Kritik Sanad Hadist
1.
Biografi Para Perowi Hadist
Rowi ialah orang yang
menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang didengar dan
diterimanya dari seseorang syaikh (gurunya). Bentuk jama’nya ruwah dan
perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan me-rowi (riwayat)-kan
hadits[5]
(9923)- [10160] أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي نَمْلَةَ
الأَنْصَارِيُّ، أَنَّ أَبَا نَمْلَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ: "
بَيْنَا هُوَ جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ
الذِّمَّةِ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَتَكَلَّمُ هَذِهِ الْجِنَازَةُ؟
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: اللَّهُ أَعْلَمُ، فَقَالَ الْيَهُودِيٌّ: إِنَّهَا
تَتَكَلَّمُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ
الْكِتَابِ فَلا تُصَدِّقُوهُمْ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، وقُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ
وكُتُبِهِ، فَإِنْ كَانَ بَاطِلا لَمْ تُصَدِّقُوهُ، وإِنْ كَانَ حَقًّا لَمْ
تُكَذِّبُوهُ "
Adapun biografi
masing-masing perawi hadits
tersebut di atas, sebagaimana yang ada dalam hadist yang
peneliti takhrij adalah riwayat Abdul Rozak yang dikutib dari Kitab Jawa’imul
Kalim sebagai berikut :
a.
Ammar bin Moaz bin Zarara
Nama |
: |
Umar bin Moaz Al-Ansari |
Tempat Lahir |
|
- |
Wafat |
|
- |
Kauniyah |
: |
Abu Namlah |
Nama Guru-gurunya |
: |
Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 0 diantaranya adalah : 1.
Abu Hasyim bin utiyah 2.
Abi bin kaab al anshori 3.
Usamah bin zaid al kalibi
4.
Annas bin malik al ashori 5.
Aswad bin yazid an nakh’i |
Nama Murid |
: |
Dalam Kitab
Jawa’imul Kalim disebut ada 1 diantaranya : ·
Namlah bin abu namlah al anshori
|
Komentar Para Kritikus Hadist |
: |
Menurut abu
hatam bin khabban Disebutkan dalam Sahabat |
b.
Namlah bin Abi Namlah
Nama |
: |
Namlah bin Abi Namlah Al-Ansari |
Tempat Lahir |
|
Madinah |
Wafat |
|
- |
Kauniyah |
: |
Ibn Abu Namlah |
Nama Guru-gurunya |
: |
Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 1 Yaitu
diantaranya : ·
Umar bin Muad Al anshori
|
Nama Murid |
: |
Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 17 diantaranya
yaitu : ·
Muhammad bin Syihab Az Zuhri |
Komentar Para Kritikus Hadist |
: |
Menurut abu
hatam bin khabban menyebutkannya di tempat yang dapat dipercaya |
c.
Muhammad bin Muslim bin Ubaid Allah bin Abdullah bin Shihab bin Abdullah
bin Al-Harits bin Zahra bin Kilab
Nama |
: |
Muhammad bin Syihab Az Zuhri |
Tempat Lahir |
|
Madinah |
Wafat |
|
52 H |
Kauniyah |
: |
Abu Bakar |
Nama Guru-gurunya |
: |
Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 501
diantaranya adalah : ·
Abu bakar bin sulaiman Al ‘Aduwwi ·
Ismail bin hakim al Quraisy ·
Ismail bin muhammad azzuhri |
Nama Murid |
: |
Dalam Kitab
Jawa’imul Kalim disebut ada 662 Yaitu
: ·
Abu mu’mal As Syam ·
Abu bakar bin abi syiroh al quraisy ·
Usamah bin zaid |
Komentar Para Kritikus Hadist |
: |
Menurut Abu hattam arrozi , Al-Zuhri lebih aku
cintai daripada Al-A'mash, sebagaimana dia mengutip haditsnya, dan para
sahabat Anas Al-Zuhri membuktikannya. |
d.
Muammar bin Rasyid
Nama |
: |
Muammar bin Abi Amr Al-Azdi |
Tempat Lahir |
|
Bashroh |
Wafat |
|
96 H |
Kauniyah |
: |
Abu Urwah |
Nama Guru-gurunya |
: |
Dalam Kitab
Jawa’imul Kalim disebut ada 262 Yaitu : ·
Abu bakar bin abd al anshori ·
Abu bakar bin amru al anshori ·
Abu said al khozai |
Nama Murid |
: |
Dalam Kitab
Jawa’imul Kalim disebut ada 114 Yaitu : ·
Abu bakar bin abbas ·
Abu bakar bin Muhammad al quraisy ·
Ibrahim bin abi yahya assalami |
Komentar Para Kritikus Hadist |
: |
Menurut abu ahmad al hakim , Mereka tidak kuat |
e.
Abdul Razzaq bin Hammam bin Nafeh
Nama |
: |
Abdul Razzaq bin Hammam Al Himyri |
Tempat Lahir |
|
Yaman |
Wafat |
|
126 H |
Kauniyah |
: |
Abu Bakar |
Nama Guru-gurunya |
: |
Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 451
diantaranya adalah : ·
Usamah bin zaid al ‘aduwi ·
As’ad bin abd malik ·
Idris bin yazid al awdi |
Nama Murid |
: |
Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 212 diantaranya adalah : ·
Ahmad bin ibrahim ad dawraqi ·
Ahmad bin bakar al quraisy ·
Ahmad bin abi syuaib |
Komentar Para Kritikus Hadist |
: |
Menurut abu daud , Wakee' terpelihara dan Abd al-Rahman bin Mahdi telah
menguasai |
2.
Analisa Kualitas Sanad
Dari beberapa rincian para
rowi diatas hukum dari pada sanad hadis ini adalah
إسناده متصل ، رجاله ثقات
Yang artinya : “Rantai penularannya terhubung, orang-orangnya dapat
dipercaya”
E.
Kritik Matan Hadist
Dalam
Kitab ini disebutkan bahwa hadist ini terdapat 68 Sanad dan dari 68 Sanad
tersebut dalam kitab jawaimul kalim dirinci sebagai berikut:
a)
Sanad Hukum Shohih sejumlah 14 atau 20.6 %
b)
Sanad Hukum Hasan sejumlah 31 atau 45.6 %
c)
Sanad Hukum Dhoif sejumlah 20 atau 29.4 %
d)
Sanad Hukum Syadidul Dhoif ( Lemah Sangat )sejumlah 1 atau 1.5 %
e)
Sanad Hukum mutahim bil wudu’ ( dipalsukan atau tertuduh ) sejumlah 2
atau 2.9 %
Berdasarkan dari
hasil dari rincian kualitas Sanad nya maka isi atau matan dari pada hadist ini
adalah صحيح Shohih.
Dan pengertian shohih itu sendiri adalah hadist yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sanadnya bersambung, perawinya yang adil,
kuat ingatannya atau kecerdasannya, tidak ada cacat atau rusak.
F.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas bisa di simpulkan oleh penulis bahwa hadist tersebut
berdasarkan kitab jawaimul kalim adalah sebagai berikut ini :
1.
Bahwa hadis ini tersemat dalam kitab induk hadist sebanyak 27 tahrij,
baik terulang maupun dikitab hadist yang lain, namun nomer hadistnya berbeda.
2.
Dari skema sanad diatas dapat disimpulkan bahwa hadist yang di riwayatkan oleh abu daud merupakan Mutabaah
Tammah terhadap hadist riwayat Abd Rozak. Ini karenakan abu daud mengikuti riwayat semua dari guru-guru abdul
rozak, berbeda dengan hadist riwayat ibn habban, yang dimana termasuk Mutabaan
Qosiroh dengan riyawat Abdul Rozak, karena hanya mengikuti salah satu gurunya saja.
3.
Kualitas Sanad pada hadist tersebut kualitas Sanadnya adalah
إسناده متصل ، رجاله ثقات
Yang artinya : “Rantai penularannya terhubung, orang-orangnya dapat
dipercaya”
4. Kualitas Matan Hadist ini adalah Shohih
(benar) yaitu merupakan hadist yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sanadnya bersambung, perawinya yang adil, kuat ingatannya atau
kecerdasannya, tidak ada cacat atau rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud al-Thahhan, Ushul al-Takhrij Wa dirasatu al-Asanid, Riyadh,
Maktabah al-Ma’arif, 1978, hal 10.
M. Syuhudi Isma’ il, Metodalogi Penelitian Hadist Nabi, Jakarata,
Bulan Bintang, 1992, ha143
Nawir Yuslem, Ulumul Hadist, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1997,
ha1395
Muhammad az-Zahrani, Ensiklopedia Kitab-kitab Rujukan Hadits,
Jakarta: Darul Haq, 2011, cet. Pertama, hlm. 237.
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthlahu al Hadits, Cet. X. (Bandung: PT
Alma’arif, t.t.), hlm. 29.
[1] Mahmud
al-Thahhan, Ushul al-Takhrij Wa dirasatu al-Asanid, Riyadh, Maktabah
al-Ma’arif, 1978, hal 10.
[2] M.
Syuhudi Isma’ il, Metodalogi Penelitian Hadist Nabi, Jakarata, Bulan Bintang,
1992, ha143
[3] Nawir
Yuslem, Ulumul Hadist, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1997, ha1395
[4]
Muhammad az-Zahrani, Ensiklopedia Kitab-kitab Rujukan Hadits, Jakarta: Darul
Haq, 2011, cet. Pertama, hlm. 237.
[5] Fatchur
Rahman, Ikhtisar Mushthlahu al Hadits, Cet. X. (Bandung: PT Alma’arif, t.t.),
hlm. 29.
Post a Comment for "TAKHRIJUL HADIST RIWAYAT AHLI KITAB "