{getFeatured} $label={recent} $type={featured1}
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TAKHRIJUL HADIST RIWAYAT AHLI KITAB

www.operatormadrasahhebat.my.id 

 

               مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلَا تُصَدِّقُوهُمْ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ

Program Magister (S2) Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Program pascasarjana Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Mahmud al-Thahhan (1979, hal. 12) mendefinisikan takhrij sebagai penelusuran atas lokasi hadisdalam sumber-sumbernya yang asli yang menyebutkan hadisbeserta sanadnya, untuk kemudian dikaji kualitas hadisnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari ‘itibar hadist , Data hadist syahid , Data hadist mutabi, Kritik sanad hadist dan kritik matan hadist dalam matan atau potongan hadist

مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلَا تُصَدِّقُوهُمْ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ

Dalam metode analisis dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Rujukan kitab yang peneliti gunakan adalah kitab digital Jawamiul Kalim versi 4.5.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potongan hadist tersebut  memiliki hadist syawahid sebanyak 31  hadist,dan dari analisis hadist yang di riwayatkan oleh abu daud merupakan Mutabaah Tammah terhadap hadist riwayat Abd Rozak. Ini karenakan abu daud  mengikuti riwayat semua dari guru-guru abdul rozak, berbeda dengan hadist riwayat ibn habban, yang dimana termasuk Mutabaan Qosiroh dengan riyawat Abdul Rozak, karena hanya mengikuti salah satu gurunya saja.. sedangkan Hukum Matan Hadist ini adalah Shohih.

 

Kata Kunci : Hadist,I’tibar, Hukum Sanad dan Hukum Matan

 

A.    Pendahuluan

Menurut Mahmud al-Thahhan: Takhrij adalah (usaha) menunjukkan letak asal hadist pada sumbersumbernya yang asli yang didalamnya telah dicantumkan sanad hadist tersebut (secara lengkap), serta menjelaskan kualitas hadist tersebut jika kolekter memandang perlu.[1]

Dalam rangka untuk mengetahui apakah suatu hadits yang kita terima merupakan hadits yang sahih, hasan ataupun daif, sehingga memudahkan kita untuk mengamati hadits tersebut. Apakah hadits maqbul atau mardud, kegiatan takhrij hadits sangatlah penting. Serta akan menguatkan keyakinan kita untuk mengamalkan hadits tersebut.

Menurut pendapat mayoritas ulama takhrij berarti petunjuk tentang tempat atau letak hadits pada sumber aslinya, yang diriwayatkan dengan menyebutkan sanad-nya, kemudian diperjelas martabat atau kedudukannya bila diperlukan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis akan melakukan takhrij hadits sebagai proses studi mentakhrij hadits, yaitu hadits yang berkenaan dengan topik seimbang dengan dalam mencari penghidupan di dunia. Penulis akan mengungkapkan riwayat hadits tersebut, serta melakukan i’tibar terhadap hadits tersebut atau lebih jelasnya melakukan penelitian hadits.

Dengan adanya studi mentakhrij hadits ini mudah-mudahan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua, terutama bagi penulis.

 

 

 

 

 

A.    Takhrijul Hadist

Menurut M. Syuhudi Isma’il: Takhrij Al hadist adalah penelusuran atau  pencaraian Hadist pada berbagai kitab sumber asli dari hadist yang bersangkutan, yang didalam seumber itu dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadist yang bersangkutan[2]

Menurut Nawir Yuslem: Hakekat takhrij adalah penelusuran atau pencaraian hadist pada berbagai kitab hadist sebagai sumbernya yang asli yang didalamnya dikemukakan secara lengkap matan dan sanad Hadist.[3]

Pada makalah ini, penulis mengambil hadits yang akan diteliti adalah hadits dengan matan :

ذُكِرَتْ الْحُمَّى عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَبَّهَا رَجُلٌ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبَّهَا فَإِنَّهَا تَنْفِي الذُّنُوبَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

Dengan tema “Penyakit demam bisa menghapuskan dosa”

Setelah melakukan takhrij terhadap potongan hadits tersebut di atas dengan menggunakan aplikasi Jawami’ al-Kalim, dapat penulis jelaskan, bahwa hadits tersebut di temukan dalam beberapa kitab hadits pokok/utama (mashadir). Dan  peneliti temukan di Aplikasi Jawami’ Al Kamil di Takhrij atau tersemat sebanyak 4 Kali, baik terulang maupun dikitab hadist yang lain, namun nomer hadistnya berbeda berikut diantaranya adalah

1.      Pertama terdapat dalam Kitab Sunan Abu Daud dengan mushonif Oleh Imam Abu daud

 

(3161)- [3644] حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ الْمَرْوَزِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي نَمْلَةَ الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ [ ج  2 : ص  621 ] وَعِنْدَهُ رَجُلٌ مِنَ الْيَهُودِ مُرَّ بِجَنَازَةٍ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَتَكَلَّمُ هَذِهِ الْجَنَازَةُ؟، فَقَالَ النَّبِيُّ: " اللَّهُ أَعْلَمُ، فَقَالَ الْيَهُودِيُّ: إِنَّهَا تَتَكَلَّمُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلَا تُصَدِّقُوهُمْ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ، وَقُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ، فَإِنْ كَانَ بَاطِلًا لَمْ تُصَدِّقُوهُ، وَإِنْ كَانَ حَقًّا لَمْ تُكَذِّبُوهُ "

2.         Kedua terdapat dalam Kitab Shohih Ibn Habban dengan mushonif Ibn Abi Syaibah

(6392)- [6257] أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ نَمْلَةَ بْنَ أَبِي نَمْلَةَ الأَنْصَارِيّ حَدَّثَهُ، أَنَّ أَبَا نَمْلَةَ أَخْبَرَهُ، أَنَّهُ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ جَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْيَهُودِ، فَقَالَ: هَلْ تَكَلَّمَ هَذِهِ الْجِنَازَةُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " اللَّهُ أَعْلَمُ "، فَقَالَ الْيَهُودِيُّ: أَنَا أَشْهَدُ أَنَّهَا تَتَكَلَّمُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ، فَلا تُصَدِّقُوهُمْ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، وَقَالُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، فَإِِنْ كَانَ حَقًّا، لَمْ تُكَذِّبُوهُمْ، وَإِِنْ كَانَ بَاطِلا، لَمْ تُصَدِّقُوهُمْ "، وَقَالَ: " قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ، لَقَدْ أُوتُوا عِلْمًا "

3.         Ketiga terdapat dalam Kitab mushoonif abdul rozak Mushonif oleh Abdul Rozaq

(9923)- [10160] أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي نَمْلَةَ الأَنْصَارِيُّ، أَنَّ أَبَا نَمْلَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ: " بَيْنَا هُوَ جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَتَكَلَّمُ هَذِهِ الْجِنَازَةُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: اللَّهُ أَعْلَمُ، فَقَالَ الْيَهُودِيٌّ: إِنَّهَا تَتَكَلَّمُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلا تُصَدِّقُوهُمْ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، وقُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وكُتُبِهِ، فَإِنْ كَانَ بَاطِلا لَمْ تُصَدِّقُوهُ، وإِنْ كَانَ حَقًّا لَمْ تُكَذِّبُوهُ "

 

 

B.     I’tibar Al Sanad Hadist

Setelah dilakukan kegiatan takhrij sebagai langkah awal penelitian untuk hadis yang diteliti, maka seluruh sanad hadis dicatat dan dihimpun untuk kemudian dilakukan kegiatan al- i’tibar.[4]maka dari beberapa hadist yang di riwayat kan oleh Ibn Abi Syaibah dan  Ibnu Majah yang disebut kan diatas dapat dibuat skema sanad sebagai berikut :

 

مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلا تُصَدِّقُوهُمْ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ

أبو نملة

 

 


نملة بن أبي نملة

   

معمر بن أبي عمرو الأز

عبد الله بن وهب القرشي

محمد بن شهاب الزهري

أحمد بن شبوية الخزاعي

محمد بن الحسن بن قتيبة اللخم

عبد الرزاق بن همام الحمير

يونس بن يزيد الأيلي

حرملة بن يحيى التجيبي

أبو داود السجستاني

ابن حبان البستي

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


C.     Data Hadist Syahid dan Mutabi’

Dari skema sanad diatas dapat disimpulkan bahwa hadist yang di riwayatkan oleh abu daud merupakan Mutabaah Tammah terhadap hadist riwayat Abd Rozak. Ini karenakan abu daud  mengikuti riwayat semua dari guru-guru abdul rozak, berbeda dengan hadist riwayat ibn habban, yang dimana termasuk Mutabaan Qosiroh dengan riyawat Abdul Rozak, karena hanya mengikuti salah satu gurunya saja.

Untuk  kajian  lebih  lanjut  perlu  diuraikan  hadits  pendukung  yang  dapat menguatkan  kedudukan  atau  kwalitas  hadits  yang  dikaji.  Adapun  dalam  kajian hadits  ini  penulis  kemukakan  beberapa  hadits  yang  beberapa  di  antaranya merupakan  hadits  semakna  dan  beberapa  yang  lain  merupakan  hadits pendukung.

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan Aplikasi Jawami’ al-Kalim, hadist ini Syahid atau yang menguatkan hadist ini ada 30 hadist . diantaranya adalah

 

1.    Dalam Kitab Shohih Bukhori

(4150)- [4485] حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ، وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " لَا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ وَقُولُوا:ف آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَاق " الْآيَةَ

 

2.    Dalam Kitab Sunan Abu daud

(1847)- [1848 ] أَخْبَرَنَا بِهِ مُعَاوِيَةُ بْنُ عَلِيٍّ الصُّوفِيُّ إِذْنًا، أَنَّ أَبَا عَلِيٍّ الْحَدَّادَ أَخْبَرَهُمْ، أبنا أَبُو نُعَيْمٍ، أبنا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ الطَّبَرَانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ شُعَيْبٍ بِإِسْنَادِهِ مِثْلَهُ، وَلَمْ يَقُلِ الآيَةَ إِلَى قَوْلِهِ:ف وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْق

3.    Dalam Kitab Sunan Al Kabir baihaqi

(18986)- [10 : 161] وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنِي أَبُو أَحْمَدَ الْحَافِظُ، أنبأ أَبُو عَرُوبَةَ، ثنا بُنْدَارٌ، وَابْنُ الْمُثَنَّى، قَالا: ثنا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أنبأ عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ،، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " كَانَ أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ، وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لأَهْلِ الإِسْلامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " لا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، قُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ فِي الصَّحِيحِ، عَنْ بُنْدَارٍ

 

 

D.    Kritik Sanad Hadist

1.      Biografi Para Perowi Hadist

Rowi ialah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang didengar dan diterimanya dari seseorang syaikh (gurunya). Bentuk jama’nya ruwah dan perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan me-rowi (riwayat)-kan hadits[5]

(9923)- [10160] أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي نَمْلَةَ الأَنْصَارِيُّ، أَنَّ أَبَا نَمْلَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ: " بَيْنَا هُوَ جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَتَكَلَّمُ هَذِهِ الْجِنَازَةُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: اللَّهُ أَعْلَمُ، فَقَالَ الْيَهُودِيٌّ: إِنَّهَا تَتَكَلَّمُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلا تُصَدِّقُوهُمْ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، وقُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وكُتُبِهِ، فَإِنْ كَانَ بَاطِلا لَمْ تُصَدِّقُوهُ، وإِنْ كَانَ حَقًّا لَمْ تُكَذِّبُوهُ "

Adapun  biografi  masing-masing  perawi  hadits  tersebut  di  atas, sebagaimana yang ada dalam hadist yang peneliti takhrij adalah riwayat Abdul Rozak yang dikutib dari Kitab Jawa’imul Kalim sebagai berikut :

a.       Ammar bin Moaz bin Zarara

Nama

:

Umar bin Moaz Al-Ansari

Tempat Lahir

 

-

Wafat

 

-

Kauniyah

:

Abu Namlah

Nama Guru-gurunya

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 0  diantaranya adalah :

1.      Abu Hasyim bin utiyah

2.      Abi bin kaab al anshori

3.      Usamah bin zaid al kalibi

4.      Annas bin malik al ashori

5.      Aswad bin yazid an nakh’i

Nama Murid

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 1 diantaranya :

·         Namlah bin abu namlah al anshori

 

Komentar Para Kritikus Hadist

:

Menurut  abu hatam bin khabban

Disebutkan dalam Sahabat

b.      Namlah bin Abi Namlah

Nama

:

Namlah bin Abi Namlah Al-Ansari

Tempat Lahir

 

Madinah

Wafat

 

-

Kauniyah

:

Ibn Abu Namlah

Nama Guru-gurunya

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 1 Yaitu diantaranya :

·      Umar bin Muad Al anshori

 

Nama Murid

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 17 diantaranya yaitu  :

·      Muhammad bin Syihab Az Zuhri

Komentar Para Kritikus Hadist

:

Menurut  abu hatam bin khabban

menyebutkannya di tempat yang dapat dipercaya

 

c.       Muhammad bin Muslim bin Ubaid Allah bin Abdullah bin Shihab bin Abdullah bin Al-Harits bin Zahra bin Kilab

Nama

:

Muhammad bin Syihab Az Zuhri

Tempat Lahir

 

Madinah

Wafat

 

52 H

Kauniyah

:

Abu Bakar

Nama Guru-gurunya

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 501 diantaranya adalah :

·      Abu bakar bin sulaiman Al ‘Aduwwi

·      Ismail bin hakim al Quraisy

·      Ismail bin muhammad azzuhri

Nama Murid

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 662  Yaitu :

·      Abu mu’mal As Syam

·      Abu bakar bin abi syiroh al quraisy

·      Usamah bin zaid

Komentar Para Kritikus Hadist

:

Menurut Abu hattam arrozi , Al-Zuhri lebih aku cintai daripada Al-A'mash, sebagaimana dia mengutip haditsnya, dan para sahabat Anas Al-Zuhri membuktikannya.

d.      Muammar bin Rasyid

Nama

:

Muammar bin Abi Amr Al-Azdi

Tempat Lahir

 

Bashroh

Wafat

 

96 H

Kauniyah

:

Abu Urwah

Nama Guru-gurunya

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 262 Yaitu :

·      Abu bakar bin abd al anshori

·      Abu bakar bin amru al anshori

·      Abu said al khozai

Nama Murid

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 114 Yaitu :

·      Abu bakar bin abbas

·      Abu bakar bin Muhammad al quraisy

·      Ibrahim bin abi yahya assalami

Komentar Para Kritikus Hadist

:

Menurut abu ahmad al hakim , Mereka tidak kuat

e.       Abdul Razzaq bin Hammam bin Nafeh

Nama

:

Abdul Razzaq bin Hammam Al Himyri

Tempat Lahir

 

Yaman

Wafat

 

126 H

Kauniyah

:

Abu Bakar

Nama Guru-gurunya

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 451 diantaranya adalah :

·         Usamah bin zaid al ‘aduwi

·         As’ad bin abd malik

·         Idris bin yazid al awdi

Nama Murid

:

Dalam Kitab Jawa’imul Kalim disebut ada 212  diantaranya adalah :

·         Ahmad bin ibrahim ad dawraqi

·         Ahmad bin bakar al quraisy

·         Ahmad bin abi syuaib

Komentar Para Kritikus Hadist

:

Menurut abu daud  ,

Wakee' terpelihara dan Abd al-Rahman bin Mahdi telah menguasai

 

2.      Analisa Kualitas Sanad

Dari beberapa rincian para rowi diatas hukum dari pada sanad hadis ini adalah

إسناده متصل ، رجاله ثقات

Yang artinya : “Rantai penularannya terhubung, orang-orangnya dapat dipercaya”

E.     Kritik Matan Hadist

Dalam Kitab ini disebutkan bahwa hadist ini terdapat 68 Sanad dan dari 68 Sanad tersebut dalam kitab jawaimul kalim dirinci sebagai berikut:

a)      Sanad Hukum Shohih sejumlah 14  atau 20.6  %

b)      Sanad Hukum Hasan sejumlah 31 atau 45.6 %

c)      Sanad Hukum Dhoif  sejumlah 20  atau 29.4 %

d)     Sanad Hukum Syadidul Dhoif ( Lemah Sangat )sejumlah 1 atau 1.5 %

e)      Sanad Hukum mutahim bil wudu’ ( dipalsukan atau tertuduh ) sejumlah 2 atau 2.9 %

Berdasarkan dari hasil dari rincian kualitas Sanad nya maka isi atau matan dari pada hadist ini adalah صحيح  Shohih.

Dan pengertian shohih itu sendiri adalah hadist yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sanadnya bersambung, perawinya yang adil, kuat ingatannya atau kecerdasannya, tidak ada cacat atau rusak.

F.      Kesimpulan

Dari pembahasan diatas bisa di simpulkan oleh penulis bahwa hadist tersebut berdasarkan kitab jawaimul kalim adalah sebagai berikut ini :

1.      Bahwa hadis ini tersemat dalam kitab induk hadist sebanyak 27 tahrij, baik terulang maupun dikitab hadist yang lain, namun nomer hadistnya berbeda.

 

2.      Dari skema sanad diatas dapat disimpulkan bahwa hadist yang di riwayatkan oleh abu daud merupakan Mutabaah Tammah terhadap hadist riwayat Abd Rozak. Ini karenakan abu daud  mengikuti riwayat semua dari guru-guru abdul rozak, berbeda dengan hadist riwayat ibn habban, yang dimana termasuk Mutabaan Qosiroh dengan riyawat Abdul Rozak, karena hanya mengikuti salah satu gurunya saja.

 

3.      Kualitas Sanad pada hadist tersebut kualitas Sanadnya adalah

إسناده متصل ، رجاله ثقات

Yang artinya : “Rantai penularannya terhubung, orang-orangnya dapat dipercaya”

4.      Kualitas Matan Hadist ini adalah Shohih (benar) yaitu merupakan hadist yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sanadnya bersambung, perawinya yang adil, kuat ingatannya atau kecerdasannya, tidak ada cacat atau rusak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Mahmud al-Thahhan, Ushul al-Takhrij Wa dirasatu al-Asanid, Riyadh, Maktabah al-Ma’arif, 1978, hal 10.

 

M. Syuhudi Isma’ il, Metodalogi Penelitian Hadist Nabi, Jakarata, Bulan Bintang, 1992, ha143

 

Nawir Yuslem, Ulumul Hadist, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1997, ha1395

 

Muhammad az-Zahrani, Ensiklopedia Kitab-kitab Rujukan Hadits, Jakarta: Darul Haq, 2011, cet. Pertama, hlm. 237.

 

Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthlahu al Hadits, Cet. X. (Bandung: PT Alma’arif, t.t.), hlm. 29.

 

 

 



[1] Mahmud al-Thahhan, Ushul al-Takhrij Wa dirasatu al-Asanid, Riyadh, Maktabah al-Ma’arif, 1978, hal 10.

[2] M. Syuhudi Isma’ il, Metodalogi Penelitian Hadist Nabi, Jakarata, Bulan Bintang, 1992, ha143

[3] Nawir Yuslem, Ulumul Hadist, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1997, ha1395

[4] Muhammad az-Zahrani, Ensiklopedia Kitab-kitab Rujukan Hadits, Jakarta: Darul Haq, 2011, cet. Pertama, hlm. 237.

[5] Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthlahu al Hadits, Cet. X. (Bandung: PT Alma’arif, t.t.), hlm. 29.

Join Telegram https://t.me/opm_madrasah

Post a Comment for "TAKHRIJUL HADIST RIWAYAT AHLI KITAB "